Rabu, 09 Maret 2011

Rahasia Gudang Juara

Rahasia Gudang Juara
(sumber : www.trubus-online.co.id)

Digenjot dengan perawatan superintensif, sansevieria koleksi Nen Kurnia menyabet 11 gelar juara pada 5 kontes sepanjang 2010. Lidah naga-lidah naga milik kolektor di Jakarta Selatan itu memang layak juara. Semua tampil kompak, kekar, dan mulus. Sepot sansevieria salaf ‘samurai’ dewasa, misalnya, daunnya tumbuh membentuk kipas. Di pot lain ada sansevieria blue leaf yang pernah menggondol gelar juara I kelas utama flat leaf majemuk di ajang Grand Prix di Pati pada Mei 2010. Kondisinya tetap prima. Puluhan daun induk dan anakan mulus tanpa cacat sedikit pun. Ujung daun utuh tak ada yang patah.

Pagi itu saat Trubus berkunjung pada Desember 2010, semua daun lidah jin terlihat basah diguyur air siraman. ‘Itu bukan air siraman biasa, tapi larutan mengandung vitamin dan mineral yang diberikan setiap hari,’ kata Erwin Karnadi, putra Nen Kurnia yang juga hobiis sansevieria. Campuran itu disemprotkan setiap hari. Setiap hari? Ya, setiap pagi Erwin melarutkan 15 ml biozone dan 15 ml vitamin B1 dalam 2 l air.

Larutan itu disemprotkan ke seluruh permukaan media dan daun. Di musim hujan, pemberian lebih sering, 2 - 3 kali sehari. ‘Hujan membuat nutrisi dan vitamin yang disemprotkan pagi hari tercuci. Makanya perlu disemprot kembali pada siang atau sore hari,’ tutur Erwin.

Hobiis lain lazimnya memberi asupan vitamin B1 sebanyak 1 - 2 kali seminggu. Sebagian malah hanya memberikan B1 saat awal tanam atau ketika pisah anakan. ‘Vitamin B1 dipakai untuk mempertahankan atau memulihkan kesegaran tanaman saat penanaman,’ tutur Frans Sujono, hobiis di Tangerang.

Penyemprotan vitamin dan mineral setiap hari itu belum cukup. Seminggu sekali tanaman disemprot pupuk cair NPK 2-7-7 sebanyak 10 tetes per liter air. ‘Pupuk tinggi P dan K itu bertujuan memperkuat dinding sel tanaman sehingga kekar,’ kata Erwin. Itu untuk mengimbangi pemberian vitamin yang jor-joran dan pupuk dasar lambat urai berkadar nitrogen tinggi yang diberikan setiap 6 bulan sekali.

Jeli
Berikutnya setiap 2 minggu semua sansevieria disemprot zat perangsang tumbuh buatan Amerika Serikat yang mengandung auksin NAA dan vitamin B1 tinggi. Dosisnya 1 tutup (4 ml) untuk 2 liter air. Menurut Ir Edhi Sandra MS, ahli fisiologi tumbuhan dari Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, pemberian auksin membuat perakaran tumbuh banyak dan kuat. Kekuatan akar menyerap unsur hara dan air dari media pun kian optimal mengimbangi nutrisi yang diberikan setiap hari. Jika hujan turun terus-menerus lebih dari 2 hari, Erwin memberi perlakuan tambahan. Ia menyiramkan fungisida berbahan aktif carbendazim dan quintozene untuk mencegah busuk akar. Dosisnya 1 g per liter air.
Arsitek itu juga piawai membaca kondisi tanaman. ‘Tanaman beranak, berdaun variegata, atau sedang sakit butuh perlakuan khusus,’ tuturnya (baca boks: Untuk Yang Butuh Perhatian). Erwin mencontohkan kondisi daun sansevieria yang keriput bisa menandakan 2 hal: kekeringan atau tanaman hendak memunculkan anakan. ‘Makanya tak perlu panik saat daun sansevieria keriput. Tambah penyiraman atau tunggu anakan muncul,’ tuturnya.

Total jenderal ada 16 merek pupuk, zat pengatur tumbuh, dan pestisida yang digunakan. Supaya lidah jin hidup nyaman, Erwin menggunakan campuran media yang berasal dari 12 macam campuran: pasir malang halus, cocopeat, sekam mentah, sekam bakar, rumput laut, kascing, pakis halus, dan media fermentasi yang terdiri dari andam, kompos kering, kotoran kambing, kalianda, dan EM-4.

Mahal
Teknik rawatan ala Erwin itu jauh lebih intensif ketimbang perawatan intensif pada anggrek skala komersial. Menurut Yos Sutiyoso , praktikus tanaman hias di Jakarta, idealnya untuk memproduksi anggrek yang produktif pekebun menyemprotkan pupuk 2 kali seminggu. Pupuk itu mesti mengandung hara makro dan mikro lengkap dengan komposisi menyesuaikan fase pertumbuhan.

Dengan pemupukan seperti itu tanaman dendrobium berumur 2 tahun, misalnya, menghasilkan 8 - 16 tangkai bunga setiap tahun. ‘Jika mau lebih produktif, frekuensi pemupukan harus lebih sering, tapi biaya jadi lebih mahal,’ kata Yos. Buat Erwin itu tidak jadi masalah karena lidah naga tergolong tanaman koleksi.

Hanya saja perawatan superintensif mesti diimbangi dengan kejelian mengatur pertumbuhan tanaman. ‘Jika daun baru tumbuh terlalu subu,r bisa jadi bentuk tanaman menjadi tidak serasi dan seimbang,’ tutur Taufik Hidayat, hobiis di Tangerang, Banten. Oleh karenanya, Erwin menerapkan perlakuan superintensif itu secara bertahap - pada tanaman besar yang didapat dari hobiis lain - atau dimulai sejak tanaman masih juvenil. Itu juga dibarengi dengan perlakuan ‘pemasungan’ daun. Maksudnya agar bentuk daun sansevieria berkarakter mengipas tampil dengan arah daun serasi.

Trubus melihat daun sansevieria johannesburg dijepit styrofoam dan tiang plastik. Potongan styrofoam juga dipakai untuk melindungi ujung lidah jin yang lancip dan rawan patah seperti pinguicula, johannesburg, atau blue clone. Semua demi melahirkan sansevieria juara.

0 komentar:

Posting Komentar