Rabu, 09 Maret 2011

Kontes Nasional Sansevieria Tangerang Sansevieria Club 2011: Terbesar, Terbaik

Kontes Nasional Sansevieria Tangerang Sansevieria Club 2011: Terbesar, Terbaik
(sumber : www.trubus-online.co.id)


‘Ini kontes sansevieria terbesar dan terbaik di dunia!’
Pujian itu terlontar dari bibir Pramote Rojruangsang, penyilang sansevieria asal Thailand, saat menyaksikan Kontes Nasional Sansevieria 2011 yang digelar Tangerang Sansevieria Club (TSC) yang diikuti 369 peserta. Sepanjang sejarah baru di Tangerang, Banten, jumlah peserta sebuah kontes lidah naga menembus angka di atas 350. ‘Kontes di Thailand pun belum pernah diikuti peserta sebanyak itu,’ ujarnya. Umumnya di Negeri Gajah Putih kontes sansevieria diikuti 100 - 200 peserta.

Pramote tambah berdecak kagum saat melihat penampilan peserta yang terjun berkompetisi. ‘Kemampuan hobiis sansevieria di Indonesia di atas rata-rata hobiis di Thailand. Itu terlihat dari tanaman yang terawat prima dan sangat merata kualitasnya. Sulit sekali menentukan yang terbaik,’ tuturnya. Pantas saat didaulat menjadi juri kehormatan bersama Piya Subphaya-Achin untuk memilih 3 calon pemenang favorit, Pramote berulang kali mondar-mandir di hadapan sansevieria jagoannya supaya pilihannya tidak meleset.

Sengit
Persaingan ketat juga menyulitkan para juri untuk menentukan yang terbaik. Di awal penjurian, 5 juri - Ahmad Harry dan Sapto Nugroho (Surabaya), Ahmad Irfan dan Seta Gunawan (Yogyakarta), serta Syah Angkasa (Trubus) - mesti susah payah menentukan 10 peserta terbaik di setiap kelas.

Saking ketatnya persaingan, tim juri berkali-kali melakukan pemilihan ulang hingga tercapai kata sepakat. ‘Banyak suara juri yang imbang karena kualitas tanaman hampir setara. Kami harus benar-benar cermat memilih yang terbaik di antara yang terbaik,’ ujar Ahmad Irfan, salah satu juri. Waktu penentuan 10 besar yang semula dijadwalkan pada pukul 17.00 - 19.00 hari pertama penjurian, molor 4 jam hingga pukul 23.00. Sengitnya kompetisi terus terlihat hingga penilaian detail. Itu tergambar dari selisih nilai yang diperoleh para juara sangat kecil. Contohnya pada kelas utama round leaf tunggal, nilai 3 peringkat teratas hanya terpaut 2 - 3 poin.

Toh, akhirnya para juri sepakat menobatkan sansevieria ‘doris pfennig’ koleksi Irma dari Tangerang Sansevieria Club (TSC) sebagai best in show. Ia pun berhak mendapatkan sebuah sepeda motor. Namun, Hadiah utama itu diuangkan senilai Rp10.800.000 dan disumbangkan ke Rumah Yatim Piatu Putera Asih, Tangerang. Di kompetisi perdana yang diikutinya lidah jin yang didapat dari Filipina 2 tahun lalu itu berhasil menaklukkan para jawara di semua kelas.

Doris pfennig yang jadi pemuncak di kelas round leaf tunggal itu dipilih secara voting oleh 5 juri dengan suara 4:1. ‘Dia datang, bertarung, dan langsung menang melawan para jawara,’ kata Gatot Purwoko, ketua dewan juri. Menurut Sapto Nugroho, juri asal Surabaya, doris pfennig tampil menonjol. ‘Susunan, pertumbuhan, dan arah tumbuh daun proporsional sesuai dengan umur dan fase pertumbuhan daun,’ kata Sapto.

InternasionalSukses doris pfennig merebut predikat best in show mematahkan anggapan gelar bergengsi itu hanya layak direngkuh jawara dari kelas variegata. Lazimnya penampilan dan kelangkaan variegata lebih unggul. Namun kali ini, ‘Meski bukan variegata, penampilan doris pfennig juga langka,’ kata Ahmad Irfan. Sebelumnya jenis itu belum pernah dijumpai di arena kontes. Taufik Hidayat, ketua panitia, menyebut kontes yang didukung oleh Metropolitan Sansevieria Club (MSC), Asosiasi Sansevieria Indonesia (ASI), Thailand Sansevieria Club, dan Trubus itu kian istimewa karena dihadiri Indra Susandi, wakil International Sansevieria Society (ISS) di Asia Tenggara. Hasil kontes itu nantinya akan dipublikasikan dalam jurnal ISS yang menjadi rujukan hobiis sansevieria di seluruh dunia. ‘Dengan begitu diharapkan pamor sansevieria di Indonesia makin dikenal di dunia internasional,’ kata Taufik Hidayat. (Imam Wiguna)

1. Juara kelas majemuk mix koleksi Agassi asal Kudus, Jawa Tengah
2. Best in show koleksi Irma TSC asal Tangerang, Banten
3. Juara kelas variegata koleksi Irma TSC asal Tangerang, Banten
4. Juara kelas madya flat leaf koleksi Rommy asal Sidoarjo, Jawa Timur
5. Juara kelas trifasciata koleksi Soeyatno Soebekti asal Temanggung, Jawa Tengah
6. Juara kelas utama round leaf majemuk koleksi Achmad Sochifin asal Wonosobo, Jawa
Tengah
7. Juara kelas flat leaf tunggal koleksi DSB asal Jakarta


(gambar para juaranya nyusul ya gan, belum ada sumbernya)

Rahasia Gudang Juara

Rahasia Gudang Juara
(sumber : www.trubus-online.co.id)

Digenjot dengan perawatan superintensif, sansevieria koleksi Nen Kurnia menyabet 11 gelar juara pada 5 kontes sepanjang 2010. Lidah naga-lidah naga milik kolektor di Jakarta Selatan itu memang layak juara. Semua tampil kompak, kekar, dan mulus. Sepot sansevieria salaf ‘samurai’ dewasa, misalnya, daunnya tumbuh membentuk kipas. Di pot lain ada sansevieria blue leaf yang pernah menggondol gelar juara I kelas utama flat leaf majemuk di ajang Grand Prix di Pati pada Mei 2010. Kondisinya tetap prima. Puluhan daun induk dan anakan mulus tanpa cacat sedikit pun. Ujung daun utuh tak ada yang patah.

Pagi itu saat Trubus berkunjung pada Desember 2010, semua daun lidah jin terlihat basah diguyur air siraman. ‘Itu bukan air siraman biasa, tapi larutan mengandung vitamin dan mineral yang diberikan setiap hari,’ kata Erwin Karnadi, putra Nen Kurnia yang juga hobiis sansevieria. Campuran itu disemprotkan setiap hari. Setiap hari? Ya, setiap pagi Erwin melarutkan 15 ml biozone dan 15 ml vitamin B1 dalam 2 l air.

Larutan itu disemprotkan ke seluruh permukaan media dan daun. Di musim hujan, pemberian lebih sering, 2 - 3 kali sehari. ‘Hujan membuat nutrisi dan vitamin yang disemprotkan pagi hari tercuci. Makanya perlu disemprot kembali pada siang atau sore hari,’ tutur Erwin.

Hobiis lain lazimnya memberi asupan vitamin B1 sebanyak 1 - 2 kali seminggu. Sebagian malah hanya memberikan B1 saat awal tanam atau ketika pisah anakan. ‘Vitamin B1 dipakai untuk mempertahankan atau memulihkan kesegaran tanaman saat penanaman,’ tutur Frans Sujono, hobiis di Tangerang.

Penyemprotan vitamin dan mineral setiap hari itu belum cukup. Seminggu sekali tanaman disemprot pupuk cair NPK 2-7-7 sebanyak 10 tetes per liter air. ‘Pupuk tinggi P dan K itu bertujuan memperkuat dinding sel tanaman sehingga kekar,’ kata Erwin. Itu untuk mengimbangi pemberian vitamin yang jor-joran dan pupuk dasar lambat urai berkadar nitrogen tinggi yang diberikan setiap 6 bulan sekali.

Jeli
Berikutnya setiap 2 minggu semua sansevieria disemprot zat perangsang tumbuh buatan Amerika Serikat yang mengandung auksin NAA dan vitamin B1 tinggi. Dosisnya 1 tutup (4 ml) untuk 2 liter air. Menurut Ir Edhi Sandra MS, ahli fisiologi tumbuhan dari Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, pemberian auksin membuat perakaran tumbuh banyak dan kuat. Kekuatan akar menyerap unsur hara dan air dari media pun kian optimal mengimbangi nutrisi yang diberikan setiap hari. Jika hujan turun terus-menerus lebih dari 2 hari, Erwin memberi perlakuan tambahan. Ia menyiramkan fungisida berbahan aktif carbendazim dan quintozene untuk mencegah busuk akar. Dosisnya 1 g per liter air.
Arsitek itu juga piawai membaca kondisi tanaman. ‘Tanaman beranak, berdaun variegata, atau sedang sakit butuh perlakuan khusus,’ tuturnya (baca boks: Untuk Yang Butuh Perhatian). Erwin mencontohkan kondisi daun sansevieria yang keriput bisa menandakan 2 hal: kekeringan atau tanaman hendak memunculkan anakan. ‘Makanya tak perlu panik saat daun sansevieria keriput. Tambah penyiraman atau tunggu anakan muncul,’ tuturnya.

Total jenderal ada 16 merek pupuk, zat pengatur tumbuh, dan pestisida yang digunakan. Supaya lidah jin hidup nyaman, Erwin menggunakan campuran media yang berasal dari 12 macam campuran: pasir malang halus, cocopeat, sekam mentah, sekam bakar, rumput laut, kascing, pakis halus, dan media fermentasi yang terdiri dari andam, kompos kering, kotoran kambing, kalianda, dan EM-4.

Mahal
Teknik rawatan ala Erwin itu jauh lebih intensif ketimbang perawatan intensif pada anggrek skala komersial. Menurut Yos Sutiyoso , praktikus tanaman hias di Jakarta, idealnya untuk memproduksi anggrek yang produktif pekebun menyemprotkan pupuk 2 kali seminggu. Pupuk itu mesti mengandung hara makro dan mikro lengkap dengan komposisi menyesuaikan fase pertumbuhan.

Dengan pemupukan seperti itu tanaman dendrobium berumur 2 tahun, misalnya, menghasilkan 8 - 16 tangkai bunga setiap tahun. ‘Jika mau lebih produktif, frekuensi pemupukan harus lebih sering, tapi biaya jadi lebih mahal,’ kata Yos. Buat Erwin itu tidak jadi masalah karena lidah naga tergolong tanaman koleksi.

Hanya saja perawatan superintensif mesti diimbangi dengan kejelian mengatur pertumbuhan tanaman. ‘Jika daun baru tumbuh terlalu subu,r bisa jadi bentuk tanaman menjadi tidak serasi dan seimbang,’ tutur Taufik Hidayat, hobiis di Tangerang, Banten. Oleh karenanya, Erwin menerapkan perlakuan superintensif itu secara bertahap - pada tanaman besar yang didapat dari hobiis lain - atau dimulai sejak tanaman masih juvenil. Itu juga dibarengi dengan perlakuan ‘pemasungan’ daun. Maksudnya agar bentuk daun sansevieria berkarakter mengipas tampil dengan arah daun serasi.

Trubus melihat daun sansevieria johannesburg dijepit styrofoam dan tiang plastik. Potongan styrofoam juga dipakai untuk melindungi ujung lidah jin yang lancip dan rawan patah seperti pinguicula, johannesburg, atau blue clone. Semua demi melahirkan sansevieria juara.

Senin, 07 Maret 2011

Taman Sanseviera Mini Untuk Lahan Terbatas

Taman Sanseviera Mini Untuk Lahan Terbatas


Mewujudkan taman yang indah mungkin adalah impian setiap orang. Namun bagaimana bila lahan yang tersisa untuk taman di rumah Anda terbatas?
Banyak langkah yang dapat dilakukan untuk menghadirkan hijaunya taman di lahan terbatas. Ini bisa dilakukan dengan menanam tanaman di dalam pot atau dapat juga dengan menaman beragam tanaman di dalam satu wadah atau yang juga dikenal dengan sebutan grouping plant. Keunggulan taman dalam wadah seperti ini adalah mudah dipindah-pindahkan. Bila bosan meletakkannya di teras, Anda bisa memindahkannya ke dalam rumah.

Menurut Ir. Sentot Pramono (konsultan lansekap Deesent Gallery&Art Bonsai), untuk membuat taman dalam wadah, sebaiknya pilihlah tanaman yang mudah dipelihara, misalnya tanaman keluarga sukulen. Sanseviera atau yang lebih dikenal dengan nama lidah mertua adalah salah satu keluarga sukulen yang cukup cantik untuk menghiasi taman mungil Anda. Taman ini bisa Anda beri nama taman sanseviera mini.

Pilih yang Kerdil

Setidaknya ada lebih dari 60 spesies sanseviera. Karena lahan dalam wadah terbilang sempit, maka pilihlah sanseviera dengan ukuran kecil atau kerdil. Secara umum, ada jenis sanseviera yang daunnya tumbuh memanjang ke atas dan ada juga yang daunnya pendek dan membulat.
Ada 3 varian sanseviera yang daunnya pendek, yaitu sansevieria trifasciata “Golden Hahnii”, sansevieria trifasciata “Silver Hahnii”, dan sansevieria trifasciata hahnii. Ketiga jenis ini bisa diaplikasikan di dalam taman mini.

Menurut kaidah pembuatan taman mini, komposisi tanaman yang ada harus seimbang. Artinya, tinggi rendah dan warna tanaman harus diperhatikan. Untuk taman sanseviera mini ini, Anda bisa menggunakan jenis sansevieria trifasciata yang daunnya memanjang ke atas seperti sansevieria “Bantels Sensation” atau sansevieria trifasciata Laurentii.<

Mendapatkan Kesan Alami

Menata taman mini hampir mirip dengan mengatur taman pada umumnya. Selain mengatur tanamannya, kita juga perlu mengatur penggunaan pasir dan batu sebagai elemen pemanis, agar taman tampak lebih cantik.
Pasir yang digunakan pada taman sansiviera mini seperti tampak pada gambar adalah jenis pasir malang dan pasir flores. Elemen ini berfungsi untuk memberikan kesan alami walaupun taman diletakkan di dalam wadah.

Selain penggunaan elemen pasir dan batu, wadah untuk taman dibentuk seperti batu alam yang terbuat dari campuran semen dan pasir.
Apabila Anda tidak punya waktu untuk membuatnya, taman sanseviera mini ini bisa dibeli dalam bentuk jadi, dengan harga mulai Rp 250 ribuan. Meskipun harga tanaman sanseviera per polybag-nya murah, bila sudah ditata dalam bentuk taman jadi seperti ini akan menjadi mahal. Ini karena taman dibuat dengan memperhatikan segi estetika taman.

Nah, bila Anda ingin menyalurkan hobi bertanam tapi lahan sempit, Anda bisa mencoba membuat taman sanseviera mini.
Perawatan dan Peletakan
Perawatan tanaman sansiviera tidak terlalu susah. Penyiraman tidak perlu dilakukan setiap hari, dan cukup daunnya saja yang disemprot dengan air. Jangan terlalu banyak menyiram dengan air karena jenis tanaman ini tidak terlalu menyukai air. Terlalu banyak air justru akan menyebabkan daun lekas membusuk.

Untuk peletakannya, taman ini bisa ditaruh di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Namun ada baiknya taman ini jangan terkena sinar matahari terus menerus. Bila terkena matahari langsung, lama kelamaan daun sanseviera akan berubah. Daun yang berwarna hijau akan berubah menjadi lebih gelap. Sedangkan daun yang berwarna kuning akan berubah menjadi sedikit kuning pucat.
(alf/foto: tnr)
LOKASI: DEESENT GALLERY&ART BONSAI

sumber : /www.tabloidrumah.com